- Back to Home »
- Matematika »
- Faktorisasi
Minggu, 14 Februari 2016
Apa
yang terlintas dipikiran kalian saat mendengar kata faktorisasi? Apakah kalian
teringat bahasa vikcynisasi? ataukah faktorisasi prima? Saya rasa jika yang
terlintas dalam pikiran kalian adalah vickynisasi berarti kalian penggila
infoteinment. Tapi jika kalian langsung teringat faktorisasi, berarti kalian
tau matematika, entah itu yang bisa matematika ataupun yang membenci
matematika. Kalian pasti tau ada istilah faktor, faktorisasi, faktor prima dan
faktorisasi prima. Sebenarnya itu adalah istilah yang berbeda. Dalam artikel
ini, saya ingin mencoba menjelaskan kepada kalian apa itu faktorisasi.
Dalam
matematika, faktorisasi adalah menguraikan suatu objek atau bilangan menjadi
suatu objek lain atau bilangan-bilangan lain atau yang disebut faktor, yang jika
dikalikan bersama, maka akan menghasilkan bilangan aslinya. Faktor adalah
bilangan-bilangan yang bisa membagi habis suatu bilangan atau bisa juga
diartikan faktor adalah hasil dari faktorisasi yang jika dikalikan akan
menghasilkan bilangan aslinya. Contohnya adalah:
1. Faktorisasi dari 12 adalah 1, 2, 3,
4, 6, dan 12.
2. Faktorisasi dari 36 adalah 1, 2, 3,
4, 6, 9, 12, 18, dan 36
3.
Faktorisasi dari x2+3x+2 adalah (x+1) dan (x+2)
Nah..
dari situ kita bisa tau faktorisasi adalah prosesnya. Sedangkan faktor adalah hasil
dari faktorisasi tersebut. Di nomer 1, bilangan 1, 2, 3, 4, 6 dan 12 adalah
termasuk faktor dari bilangan 12. Karena bilangan-bilangan tersebut dapat
membagi habis bilangan 12. Begitu pula di nomer 2. Jika 36
difaktorisasikan,
akan menghasilkan faktor-faktor yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 12, 18, 36. Dan di
nomer 3, x+1 dan x+2 termasuk faktor dari x2+3x+2 karena jika x+1
dikali x+2 sama dengan bilangan aslinya yaitu x2+3x+2. Baru pertama
kali mendengar istilah membagi habis? Nih saya jelaskan. Membagi habis itu
artinya tidak ada sisa dalam proses pembagian. Contohnya seperti berikut ini:
1. 6 dibagi 2 sama dengan 3.
2.
7 dibagi 2 sama dengan 3 sisa 1.
Dari
contoh di atas, 2 yang di nomer 1 adalah 2 yang dapat membagi habis 6,
sedangkan 2 yang di nomer 2 bukanlah 2 yang dapat membagi habis 7, karena masih
memiliki sisa 1. Kurang lebih seperti itu lah makna dari membagi habis.
Sekarang kita kembali ke pembahasan awal. Ada istilah faktorisasi prima, ada
juga istilah faktor prima. Faktor prima adalah faktor yang termasuk dalam
bilangan prima. Contohnya adalah seperti di bawah ini:
Faktorisasi
dari 15 adalah 1, 3, 5, dan 15.
1,
3, 5, dan 15 adalah faktor dari 15 atau hasil faktorisasi dari 15. Sedangkan
faktor prima dari 15 adalah 3 dan 5. Karena 3 dan 5 termasuk bilangan prima. Sudah
tau kan perbedaan faktorisasi, faktor dan faktor prima? Nah sekarang istilah
faktorisasi prima dalam FPB dan KPK. Saya akan mengulas sedikit tentang FPB dan
KPK terlebih dahulu.
Faktor persekutuan terbesar atau
biasa disingkat FPB adalah faktor yang sama yang paling besar dari suatu
bilangan. Untuk mencari FPB ini, ada banyak metode. Salah satunya yaitu
faktorisasi prima. Nah... apa itu faktorisasi prima? Faktorisasi prima adalah menguraikan
seuatu bilangan menjadi perkalian faktor prima saja. Untuk melakukan faktorisasi
prima ini, kita bisa menggunakan cara yang disebut dengan pohon faktor. Kalian
ingat pohon faktor kan? Kurang lebih gambarnya seperti di bawah ini:






1.
Tentukan faktor persekutuan terbesar dari 30 dan 50!
2.
Tentukan faktor persekutuan terbesar dari 45 dan 80!
Jawab:
1.
kita tentukan dulu faktor dari masing-masing bilangan dengan cara faktorisasi.
Faktor
dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, dan 30
Faktor
dari 50 adalah 1, 2, 5, 10, 25, dan 50
Faktor
terbesar yang sama adalah 10. Jadi FPB dari 30 dan 50 adalah 10
2.
faktor dari 45 adalah 1, 3, 5, 9, 15, 45
Faktor
dari 80 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 16, 20, 40, dan 80
Jadi
FPB dari 45 an 80 adalah 5. Bisa juga kita mencari FPB dengan faktorisasi
prima. Pertama kita tentukan dulu faktorisasi prima dari masing-masing
bilangan.
Faktorisasi
prima dari 45 adalah 3×3×5
Faktorisasi
prima dari 80 adalah 2×2×2×2×5
Kita
ambil yang sama dan yang paling sedikit, yaitu 5. Jadi FPBnya adalah 5.
Sekarang
kita beralih ke KPK atau kelipatan persekutuan terkecil.
Kelipatan
persekutuan terkecil atau biasa disingkat KPK adalah kelipatan dari suatu
bilangan yang nilainya sama dan yang paling kecil. Kenapa saya membahas KPK?
Kan ini kelipatan, bukan faktorisasi lagi? Teman-teman yang saya hormati.. Itu
karena faktorisasi masih berhubungan dengan kelipatan persekutuan terkecil atau
KPK. Untuk mencari KPK bisa dengan cara faktorisasi prima. Kita bahas dulu
bagaimana cara menemukan KPK dengan cara biasa. Contohnya seperti di bawah ini:
1.
tentukan KPK dari 5 dan 7
2.
tentukan KPK dari 12 dan 32
Jawaban
sebagai berikut:
1.
tentukan dulu kelipatan dari masing-masing bilangan
Kelipatan
5 adalah 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 55, 60, 65, 70, 75, dan
seterusnya
Kelipatan
7 adalah 7, 21, 28, 35, 42, 49, 56, 63, 70, 77, dan seterusnya
Nah..
dari data yang di atas, kita tau nilai yang sama adalah 35, 70, dan seterusnya
sebenarnya masih ada. Tapi yang kita butuhkan adalah yang paling kecil, yaitu
35. Jadi kelipatan persekutuan terkecil dari 5 dan 7 adalah 35.
2. kelipatan 12 adalah 12, 24, 36, 48,
60, 72, 84, 96, 108, 120, 132, 144, 156, 168, 180, 192, dan seterusnya.
Kelipatan
32 adalah 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224 dan seterusnya.
Jadi
KPKnya adalah 96.
cara
lain adalah menggunakan faktorisasi prima. Kita tentukan terlebih dahulu
faktorisasi prima dari masing-masing bilangan.
Faktorisasi
prima dari 12 adalah 22×3
Faktorisasi
prima dari 32 adalah 25
Untuk
menentukan KPKnya, kita kalikan semua bilangan prima, jika ada bilangan yang
sama, kita pilih pangkatnya yang terbesar. Untuk contoh yang di atas, kelipatan
persekutuan terkecil yang didapat menggunakan dengan menggunakan faktorisasi
prima adalah 25 dikali 3, yaitu 96. Lebih cepat dari cara yang
pertama kan.. itulah sebabnya saya membahas KPK di artikel ini karena
faktorisasi bisa berguna untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil.
Sumber:
Turmudi
& Erman. 1993. Perkenalan dengan
Teori Bilangan. Bandung: Wijayakusumah
Khafid, M. 2007. Pelajaran Matematika
untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.