- Back to Home »
- Matematika »
- Sejarah Bilangan dan Perkembangannya
Rabu, 18 Juli 2018
Bilangan...
??? apa sih itu bilangan ?? apa manfaatnya bilangan ??? dan bagaimana bilangan
bisa ditemukan ???. pertanyaan-pertanyaan ini akan muncul dalam benak seseorang
ketika mereka belum paham betul akan bilangan. memang tak dapat dipungkiri lagi
bahwa sebagian diantara kita masih belum mengerti dan paham mengenai bilangan,
berbagai macam faktorpun menjadi penyebabnya seperti : lupa, belum diajari, ga pernah
denger dan sebagainya. Namun tidak perlu
khawatir karena disini saya akan membantu kalian semua. Mari kita mulai
pembahasan yang pertama
A. Pengertian Bilangan
Bilangan
merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk mencacah dan mengukur.
Tak hanya itu bilangan pun bisa digunakan untuk menyatakan jumlah atau
banyaknya sesuatu. Bilangan merupakan bagian yang sangat penting dalam
matematika, hal ini dikarenakan semua pelajaran dalam matematika seperti
geometri, aljabar, kalkulus, vektor, himpunan dan cabang ilmu matematika
lainnya tidak lepas dari yang namanya bilangan. Bilangan memiliki simbol yang
mewakilinya yang disebut sebagai lambang bilangan, lambang bilangan ini berupa angka
bukan nomor.
Dalam
penggunaanya seringkali disamakan antara angka dan nomor, tetapi jika dilihat
dari definisi kedua kata tersebut, maka akan diperoleh perbedaan yang sangat
signifikan. Angka adalah lambang yang digunakan untuk mewakili bilangan.
Contohnya, bilangan dua dapat
dilambangkan dengan menggunakan angka Hindu-Arab “2” (sistem angka berbasis 10)
maupun menggunakan angka romawi “II”. Lambang 2 dan II yang digunakan untuk
melambangkan bilangan dua disebut sebagai angka, sedangkan nomor adalah satu
atau lebih angka dalam satu barisan bilangan bulat yang berurutan. Contohnya,
kata “nomor 7” menunjuk pada salah satu posisi urutan dalam barisan bilangan 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ..., dst.
B. Sejarah Bilangan
Bilangan
merupakan konsep matematika yang erat kaitannya dengan pencacahan, pengukuran
dan perhitungan. Dalam hal menghitung pada zaman sekarang ini sudah menjadi hal
yang sangat mudah, banyak alat bantu yang dibuat manusia untuk memecahkan
permasalahan mereka dalam hal perhitungan, misalnya sipoa. Sipoa atau abacus
merupakan alat hitung pertama kali yang dibuat oleh bangsa cina sekitar 25 ribu
tahun yang lalu.
Hal
ini menunjukkan bahwa manusia sudah mengenal perhitungan sejak 25 ribu tahun
yang lalu atau bahkan hingga 30 ribu tahun lalu. Perhitungan manusia pada zaman
25 ribu hingga 30 ribu tahun yang lalu ini masih menggunakan perhitungan yang
sangat sederhana. Mereka melakukan perhitungan dengan batu-batu kerikil, ranting
pohon dan jari jemari mereka.
Walaupun
sudah melakukan perhitungan, mereka hanya menggunakan bilangan sebagai konsep
untuk mengingat jumlah belum dalam taraf
yang lebih kompleks. namun seiring dengan kebutuhan dalam berbagai
bidang terus meningkat, dan mengharuskan manusia untuk lebih produktif lagi
dalam memecahkan beberapa persoalan atau masalah, yang berkaitan dengan
matematika. Maka mulailah manusia untuk berfikir tentang cara menyelesaikan
berbagai persoalan atau masalah tersebut, dan dalam perkembangannya banyak
penemuan-penemuan yang bisa mengatasi berbagai masalah tersebut.
Seiring
dengan perkembangan zaman banyak pakar-pakar ilmu pengetahuan yang muncul, dan
para pakar inilah yang menambahkan pembendaharaan kata dan simbol yang mendefinisikan
bilangan. bilangan pun menjadi sesuatu yang erat kaitannya dengan matematika
dan merupakan bagian yang paling penting bagi kehidupan. Karena pasti dalam
kehidupan keseharian kita akan selalu bertemu dengan yang namanya bilangan, dan
juga selalu dibutuhkan baik dalam teknologi, sains dan ekonomi serta berbagai
aspek lainnya.
C. Perkembangan Bilangan
Dahulu
manusia – manusia zaman pra sejarah sudah mengenal yang namanya bilangan dan
proses perhitungan, walaupun perhitungan yang merekan lakukan masih sangat
sederhana. mereka menggunakan konsep sistem korespondensi 1 – 1 dalam melakukan
perhitungan. Misalnya dalam menghitung hewan ternak, mereka menggunakan coretan
(garis) untuk satu ekor. Namun terkadang mereka juga menggunakan jari jemari
mereka entah itu jari tangan maupun jari kaki. Tapi dikarenakan dalam
penggunaannya yang sangat terbatas, maka untuk menghitung jumlah yang lebih
besar mereka menggunakan batu-batu kerikil atau potongan kayu.
Dalam perkembangannya bilangan mengalami
banyak pembaharuan atau lebih tepatnya perluasan. Awalnya manusia hanya
mengenal bilangan asli. Hal ini karena manusia secara alamiah akan menghitung
benda atau objek yang dilihatnya untuk keperluan tertentu, walaupun pada saat
itu mereka tidak menyadari bahwa bilangan yang digunakan untuk menghitung
adalah bilangan asli. Penamaan bilangan asli dilakukan oleh para pakar
matematika setelah zaman modern untuk keperluan ilmu pengetahuan. Notasi yang
mewakili himpunan bilangan asli adalah N. Anggota bilangan asli adalah N={1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, ...}.
zaman
terus berkembang dan banyak ilmuwan - ilmuwan yang muncul dalam berbagai
bidang, diantarannya bidang astronomi, fisika, hingga matematika. salah satu
ilmuwan yang berpengaruh dalam ilmu matematika adalah Muhammad bin Musa Al
Khawarizmi, beliau adalah seorang tokoh ilmuwan muslim yang dilahirkan di Khiva
(iraq) pada tahun 780. Jasa beliau dalam bidang matematika sungguh luar biasa,
hal ini dikarenakan beliaulah yang menemukan angka nol (0) yang hingga kini
dipergunakan dalam sistem bilangan berbasis sepuluh (10). Angka nol merupakan
angka yang sangat penting, apa jadinya kalau angka nol (0) tidak ditemukan ???
tidak akan ada rumus einstein dan tidak akan ada pula rumus-rumus yang lainnya,
bahkan bisa mengakibatkan tidak akan adanya ilmuwan-ilmuwan yang sehebat
sekarang ini.
Selain
itu untuk keperluan operasi hitung, bilangan asli kemudian diperluas dan
menyertakan angka (0) sebagai anggotanya. Perluasan bilangan asli ini dinamai
atau dikenal sebagai bilangan cacah. Biasanya notasi untuk mewakili bilangan
cacah adalah A dan anggota dari bilangan cacah adalah A={0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, ....).
pada perkembangan berikutnya, ternyata bilangan
cacah memiliki kekurangan dalam hal perhitungan dengan menggunakan operasi
hitung pengurangan. Diketahui bahwa jika bilangan cacah dikurangkan dengan
bilangan cacah maka hasilnya belum tentu bilangan cacah. Contohnya, jika 7 – 6
= 1 (hasilnya merupakan bilangan cacah), tetapi jika kita balik 6 – 7 = -1
(hasilnya bukan bilangan bulat). Hal ini yang mengakibatkan adanya perluasan
bilangan cacah dengan menambahkan bilangan negatif kedalamnya. Perluasan ini
dikenal dengan bilangan bulat.
Bilangan
bulat adalah bilangan yang terdiri dari himpunan bilangan bulat negatif {-10,
-9, -8, -7, -6, -5, -4, -3, -2, -1}, himpunan bilangan nol {0}, dan himpunan
bilangan bulat positif {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Secara keseluruhan
dapat kita tulis anggota bilangan bulat seperti ini {-10, -9, -8, -7, -6, -5,
-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}. Bilangan bulat dinotasikan
dengan N.
seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju
dan modern, kemudian diimbangi dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan yang memiliki
ide-ide atau gagasan-gagasan yang cemerlang. Maka bilangan-bilangan baru pun
muncul seperti bilangan kardinal, bilangan ordinal, bilangan rasional, bilangan
irrasional, bilangan real, bilangan imajiner dan bilangan kompleks.
bilangan-bilangan ini bisa dikatakan sebagai perluasan dari bilangan-bilangan
sebelumnya yang memiliki beberapa kekurangan. Jika kita memetakan
bilangan-bilangan tersebut kedalam sebuah peta konsep maka akan terlihat
seperti gambar dibawah ini: